Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat kembali menyelenggarakan Lokakarya Pengembangan Kurikulum yang kedua pada hari Senin, 24 Agustus 2020. Pertemuan ini dilaksanakan secara daring dan dihadiri oleh 85 peserta. Sebagian besar peserta merupakan alumni yang tergabung dalam Ikatan Alumni Teknik Pertambangan (IKAT) dan kini telah bekerja di industri pertambangan. Sejumlah mahasiswa aktif juga bergabung. Peserta lainnya merupakan akademisi yang berasal dari Program Studi Teknik Pertambangan di Indonesia, di antaranya Politeknik Amamapare Timika Papua, Universitas Islam Bandung, Universitas Sembilan Belas November Kolaka, Universitas Jambi, Universitas Kutai Kertanegara Tenggarong, Sekolah Tinggi Teknologi Industri Padang, Universitas Muslim Indonesia Makasar, Institut Agama Islam Darussalam Ciamis, Politeknik Negeri Banjarmasin, dan Akademi Teknik Pembangunan Nasional. Praktisi dari perusahaan tambang yang bergabung dalam pertemuan ini antara lain dari PT Bina Sarana Sukses, PT Rimau Energy Mining, CV Raga Baja Utama, PT WKY, PT Salsabila Putri Borneo, dan PT Adaro Indonesia.

Pertemuan ini juga dihadiri koordinator dan dosen dari Fakultas Teknik sendiri yaitu Program Studi Teknik Lingkungan, Program Studi Teknik Mesin, dan Program Studi Teknologi Informasi. Peserta yang lain merupakan perwakilan dari Forum Kepala Teknik Tambang, Ditjen Minerba, Himpunan Mahasiswa Teknik Pertambangan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta (HMTA), dan Masyarakat Ahli Penginderaan Jauh Indonesia (MAPIN). Para peserta mendapatkan kesempatan berdiskusi dengan narasumber saat dialog langsung dan memberikan masukan bagi tim pengembangan kurikulum melalui survey evaluasi.

Wakil Dekan I Bidang Akademik, Bapak Meilana Dharma Putra, S.T., MSc., Ph. D, IPM, ASEAN Eng., dalam sambutannya saat membuka acara mengatakan bahwa pengembangan kurikulum ini merupakan agenda Fakultas Teknik berdasarkan arahan Rektor Universitas Lambung Mangkurat untuk menyesuaikan dengan kebijakan menteri tentang Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Koordinator Program Studi Agus Triantoro, S.T., M.T. menyampaikan kurikulum Program Studi Teknik Pertambangan perlu ditinjau kembali karena sudah diterapkan lebih dari 5 tahun agar tetap adaptif dengan perubahan yang berkembang.

Ketua Tim Pengembangan Kurikulum, Eko Santoso, S.T., M.T., memaparkan rencana pengembangan kurikulum tahun 2020 sehingga para alumni dapat menganalisis perubahannya dibandingkan kurikulum yang mereka jalani selama kuliah. Selanjutnya beliau mengajak agar rencana pengembangan tersebut dapat didiskusikan bersama. “Kami bermaksud menghimpun informasi berdasarkan pengalaman alumni selama ini sejak mereka memasuki dunia kerja. Apa saja kompetensi yang bermanfaat dan wajib dikuasai oleh adik-adik mahasiswa selama kuliah. Pada rencana pengembangan kurikukum yang baru ini ditawarkan mata kuliah pilihan baru, di antaranya fotogrametri pertambangan, teknologi batu mulia dan batu ornamen, pengantar metalurgi, ekonomi mineral, konsep probalilitas dalam keteknikan, eksplorasi hidrokarbon, valuasi tambang, serta geokimia pertambangan.”

Tim mengundang 3 narasumber dari industri pertambangan dan institusi pemerintah. Bapak Slamet Rachman Jaka yang kini menjabat sebagai Technical Services Manager PT Multi Nitrotama Kimia, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa peledakan untuk operasional tambang bawah tanah dan tambang terbuka, diundang sebagai narasumber pertama. Beliau mengatakan bahwa karakter Waja Sampai Kaputing (pantang menyerah) merupakan karakter yang menjadi kekhasan lulusan PS Teknik Pertambangan, paling diapresiasi, dan populer di kalangan pengguna lulusan. Sistem pembelajaran yang selama ini diterapkan dengan membiasakan mahasiswa mengatasi masalah dan bekerja di bawah tekanan penting untuk dipertahankan agar mereka siap menghadapi kondisi kerja di tambang.

Berdasarkan pengalaman Narasumber I, ada lima elemen yang berpengaruh dalam keperluan memasuki dunia kerja, yaitu basis keilmuan, kompetensi, pengalaman, kepribadian, serta elemen lain seperti demografi dan relasi. Basis keilmuan yang diberikan pada pembelajaran PSTP FT ULM cukup komprehensif dan terbukti menjadi modal awal lulusan untuk mengisi posisi teknis tertentu. Narasumber I memberikan saran porsi referensi bagi tim pengembangan kurikulum, yaitu 35% komoditi, 35% metode pengembangan, 20% perkembangan teknologi, dan 10% karakter. Kurikulum harus mengakomodir kompetensi pengelolaan tambang bahan galian selain batubara seperti nikel atau batuan. Metode penambangan terbaru seperti autonomous mining perlu diperkenalkan kepada mahasiswa. Pendekatan empiris harus menjadi budaya dalam pelaksanaan skripsi agar mahasiswa turut andil dan menjadi bagian dari perkembangan teknologi itu sendiri, tidak hanya mengaplikasikan teori yang sudah ada.

Bapak Luqmanul Hakim (Environmental Supervisor-Rehab DAS, PT Adaro Indonesia) sebagai narasumber II menekankan bahwa lulusan perlu disiapkan kepemimpinannya untuk mengelola tambang. Lulusan harus mampu menerapkan kaidah teknik pertambangan yang baik, khususnya teknis pertambangan, konservasi mineral dan batubara, kesehatan dan keselamatan kerja tambang, keselamatan operasi pertambanga, pengelolaan longkungan hidup pertambangan, reklamasi, pasca tambang, pemanfaatan teknologi, kemampuan rekayasa, rancangan bangun, pengembangan dan penerapan teknologi pertambangan. Tata kelola pengusahaan pertambangan yang perlu dikuasai lulusan meliputi pelaksanaan aspek pemasaran, keuangan, pengelolaan data, pemanfaatan barang, jasa, dan teknologi, pengembangan teknis pertambangan, pengembangan dan pemberdayaan masyarakat, kegiatan lain di bidang usaha pertambangan yang menyangkut kepentingan umum, pelaksanaan kegiatan sesuai dengan Izin Usaha Pertambangan, jumlah, jenis, dan mutu hasil usaha pertambangan.

Sedangkan Ibu Anisah Fitri Nasution, Narasumber III dari Seksi Teknik dan Lingkungan, Bidang Mineral dan Batubara, Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Provinsi Kalimantan Selatan, mengingatkan tentang penerapan ilmu-ilmu dasar yang sering terlupakan oleh lulusan seperti Matematika Dasar, Kimia Dasar, Fisika Dasar dan Mekanika Tanah karena itu sangat dibutuhkan saat bekerja. Sampai saat ini, alumni dari PSTP beliau nilai unggul penguasaan teknis penambangannya tetapi masih lemah dalam analisis keekonomian. Beliau menyarankan mata kuliah terkait ekonomi teknik dan atau analisis kelayakan tambang setidaknya diberikan dua semester supaya mahasiswa mendapatkan bekal kompetensi yang cukup. Selain itu, perencanaan dan perancangan tambang yang diajarkan, dari eksplorasi sampai pasca tambang penting mengikuti perkembangan peraturan kekinian. Yang terpenting dalam pembelajaran di kurikulum menurut beliau adalah pendidikan etika agar lulusan berkarakter rendah hati dan tidak sombong serta memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik.

Ir. Nurhakim, S.T., M.T., IPM., dosen Program Studi Teknik Pertambangan sekaligus Ketua Senat Fakultas Teknik yang bertindak sebagai moderator pada Lokakarya II ini, menyatakan terima kasih kepada para alumni yang telah berkonstribusi dalam pengembangan kurikulum. Beliau berharap prodi dapat menjadi penyelenggara pendidikan Teknik Pertambangan terbaik yang dibuktikan dengan peningkatan kualitas lulusannya [PSTP].